Rabu, 23 Mei 2012

proposal skipsi


PENGARUH PEMBELAJARAN KOLABORATIF MODEL LESSON STUDY TERHADAP PROFESIONALITAS MENGAJAR DALAM PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN PADA MAHASISWA FKIP  BIOLOGI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama               : NI Komang Nila Santy
Npm                : 09.8.03.51.30.2.5.0866

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru memegang peran utama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan menentukan keberhasilan siswa di sekolah. Mahasiswa  sebagai calon guru, yaitu calon tenaga kependidikan, perlu dibina dan dikembangkan kemampuannya. Perlu diupayakan cara atau pendekatan yang layak untuk mengatasi masalah seputar pembelajaran. kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah wajib. Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa program studi pendidikan yang notabene calon-calon guru.  Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah sentral di Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan karena program ini merupakan jembatan bagi mahasiswa sebelum menjadi guru yang sebenarnya.
PPL merupakan ajang latihan mahasiswa untuk menjadi guru dan merupakan ajang untuk mempertemukan antara teori di perguruan tinggi dan praktik di lapangan (yang sering tidak berjalan dengan harmonis). Menurut Wardani & Suparno (1994), PPL bagi mahasiswa merupakan muara dari seluruh program pendidikan yang dijalani selama masa belajarnya di bangku kuliah. Ini artinya semua kegiatan yang dilakukan selama masa kuliah baik dalam bentuk tatap muka, penugasan, praktik maupun kegiatan mandiri diarahkan pada pembentukan 4 kompetensi guru (kompetensi profesional/ akademik, kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian).Mengingat sentralnya peran PPL ini bagi mahasiswa, secara pengelolaan perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Berdasarkan pengamatan, kegiatan PPL di FKIP Universitas mahasaraswati denpasar  masih jauh dari yang diharapkan. Pada saat ini, kegiatan PPL dilaksanakan dengan melibatkan beberapa sekolah di kawasan setempat dengan melibatkan dosen dari bidang studi masing-masing.
Terlepas dari dimana letak permasalahannya selama ini, tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan sumbang saran terhadap pelaksanaan PPL saat ini sangat jauh dari “sempurna” dan terkesan kepedulian terhadap program ini sangat minim. Harapannya adalah pelaksanaan PPL ini lebih terprogram dan memiliki aktivitas yang jelas dan pola insentif yang layak untuk jabatan pembimbing sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas output yang dihasilkan dan lebih jauh lagi adalah peningkatan kualitas guru di masa mendatang. Lesson Study yang merupakan pola pembinaan guru di Jepang dan sekarang banyak diadopsi di Indonesia merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah pelaksanaan PPL. Dengan melaksanakan Lesson study, wawasan guru akan berkembang dan termotivasi untuk selalu berinovasi yang selanjutnya akan menjadi guru yang profesional.

1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan Latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1.2.1 Apakah dengan model pembelajaran lesson study dapat meningkatkan profesionalitas  mengajar dalam praktek pengalaman lapangan terhadap mahasiswa FKIP Biologi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun pelajaran 2011/2012?
1.2.2 Bagaimana tanggapan mahasiswa FKIP  Biologi Universitas Mahasaraswati  terhadap model pembelajaran lesson study?


1.3 Tujuan Penelitian
            Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut.
1.3.1   Untuk meningkatkan profesionalitas mengajar dalam praktek pengalaman lapangan terhadap mahasiswa FKIP Biologi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun pelajaran 2011/2012?
1.3.2 Untuk mengetahui deskripsi tanggapan mahasiswa FKIP Biologi Universitas Mahasaraswati terhadap model pembelajaran lesson study.

1.4 Hipotesis
            Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.
            Jika model pembelajaran lesson study diterapkan dalam praktek pengalaman lapangan    maka mahasiswa FKIP Biologi  Universitas Mahasaraswati tahun pelajaran 2011/2012 akan dapat memperbaiki kwalitas pengajaran dikelas dan meningkatkan profesionalitas kinerja dalam mengajar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Lesson Study
             Lesson Study adalah suatu proses kolaboratif sekelompok guru untuk mengidentifikasi suatu masalah pembelajaran, merancang suatu skenario pembelajaran (yang meliputi kegiatan mencari buku dan artikel mengenai topik yang akan dibelajarkan), membelajarkan siswa sesuai skenario (salah seorang guru melaksanakan pembelajaran sementara yang lain mengamati), mengevaluasi dan merevisi skenario pembelajaran, membelajarkan lagi skenario pembelajaran yang telah direvisi, mengevaluasi lagi pembelajaran dan membagikan hasilnya dengan guru-guru lain. Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah kenkyuu jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar. , namun saat ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan pendidikan tinggi.
Menurut Lewis (2006), tahap-tahap yang perlu di lakukan dalam menerapkankan suatu Lesson Study adalah sebagai berikut, pertama membentuk grup Lesson Study, anggota kelompok Lesson Study dapat direkrut dari guru, dosen, pejabat pendidikan, dan/atau pemerhati pendidikan. Yang sangat penting adalah mereka yang mempunyai komitmen, minat, dan kemauan untuk melakukan inovasi dan memperbaiki kualitas pendidikan. Kedua, memfokuskan Lesson Study, yang perlu dilakukan guru yaitu memilih mata pelajaran, serta memilih topik (unit) dan pelajaran (Lesson). Ketiga, Merencanakan Research Lesson, dalam merencanakan suatu Research Lesson (a teacher-led instructional improvement), di samping mengkaji pelajaran-pelajaran yang sedang berlangsung, kita perlu mengembangkan suatu rencana untuk memandu belajar (plan to guide learning).
Rencana itu akan memandu pengajaran, pengamatan, dan diskusi tentang research lesson serta mengungkap temuan yang muncul selama lesson Study berlangsung. Keempat, mengajar dan mengamati Research Lesson, guru anggota kelompok yang sudah di tunjuk dan disepakati melaksanakan tugas untuk mengajar materi yang telah ditetapkan, sedangkan anggota kelompok yang lain mengamati Lesson tersebut. Pengamat akan mengumpulkan data yang diperlukan selama pelajaran berlangsung. Untuk mendokumentasikan Research Lesson dilakukan dengan menggunakan kamera, karya siswa, dan catatan observasi naratif. Kelima, mendiskusikan dan menganalisis Research Lesson. Research Lesson yang sudah diimplementasikan perlu didiskusikan dan dianalisis. Hal itu perlu dilakukan sebagai bahan untuk perbaikan atau revisi Research Lesson. Dengan demikian research Lessson diharapkan akan menjadi lebih sempurna, efektif dan efisien. Keenam, merefleksikan Lesson Study dan merencanakan tahap-tahap berikutnya. Dalam merefleksikan lesson study hal yang perlu dilakukan adalah memikirkan tentang apa-apa yang sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana dan apa-apa yang masih perlu diperbaiki.
2.2 Pembelajarn Kolaboratif
            Dalam konteks pembelajaran Robert et.al mengatakan, pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang asaskan koperatif. Sehingga untuk mewujudkan pembelajaran kolaboratif diawali dengan membiasakan siswa dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif yang di desain oleh guru, jadi awal perubahan dikelas. Jika siswa terbiasa bekerjasama, saling ketergantungan antara satu dengan yang lain untuk memperoleh pengetahuan , maka siswa akan berkembang menjadi siswa yang kolaboratif.
Schrage (1990) menyatakan pelajaran kolaboratif melebihi aktivitas bekerjasama karena ia melibatkan kerjasama hasil penemuan dan hasil yang didapatkan daripada sekedar pembelajaran baru. Hasil penelitian menunjukkan keunggulan pembelajaran kolaboratif, diantaranya dapat meninggikan hasil belajar individu yang lebih mengarah pada metakognatif,munculnya ide-ide baru dan pendekatan pendekatan penyelesaian masalah,selain itu kelas yang dikelola secara kolaboratif lebih termotivasi, mempunyai sifat ingin tahu , ada perasaan membantu orang lain, berkopetisi secara sehat dan bekerja secara individu lebih terarah.
Pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktek-praktek pembelajaran. Sebagai teknologi untuk pembelajaran (technology for instruction), pembelajaran kolaboratif melibatkan partisipasi aktif para siswa dan meminimisasi perbedaan-perbedaan antar individu. Pembelajaran kolaboratif telah menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu, yaitu :
1.      Realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata.
2.      Menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran bermakna.
Ide pembelajaran kolaboratif bermula dari perpsektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan. Pada tahun 1916, John Dewey, menulis sebuah buku “Democracy and Education” yang isinya bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata. Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan (Jacob et al., 1996), adalah:
1.      Siswa hendaknya aktif, learning by doing.
2.      Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik.
3.      Pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap.
4.      Kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
5.      Pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya prosedur demokratis sangat penting.
6.      Kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata dan bertujuan mengembangkan dunia tersebut.
2.3 Praktek Pengalaman Lapangan.
a.  Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan pengalaman lapangan yang diarahkan untuk menunjang dan memperkuat ketrampilan mahasiswa melalui mata kuliah tertentu. Dan salah satu kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa yang mencakup baik latihan mengajar rnaupun tugas kependidikan di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi kependidikan.
Praktik Pengalaman Lapangan memiliki visi untuk mengembangkan kemampuan profesional keguruan. Misinya adalah untuk pembentukan kemampuan mengajar khususnya mencakup pemahaman karakteristik siswa, kemampuan merancang pembelajaran, kemampuan mengelola kelas, kemampuan mengembangkan media, strategi pembelajaran dan kemampuan mengevaluasi.Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan diawali dengan pembekalan yaitu penjelasan tentang mekanisme kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan serta pengamatan video program pembelajaran di sekolah/lembaga. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari. Hal ini termasuk syarat untuk dapat mengikuti kegiatan selanjutnya yaitu praktik pengajaran mikro (micro teaching) yang merupakan pelatihan tahap awal untuk aktualisasi kemampuan dasar mengajar, rasa percaya diri dan perwujudan jati diri seorang guru yang profesional. Pengajaran mikro dilaksanakan di kampus, dibimbing oleh seorang dosen pembimbing yang dalam pelaksanaannya mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok dengan anggota berkisar antara 8 – 10 mahasiswa. Model pembelajaran untuk pembelajaran mikro adalah peer teaching (mengajar teman sendiri). Jumlah latihan pengajaran mikro setiap mahasiswa minimal 8 kali atau disesuaikan dengan jumlah waktu pengajaran mikro.
Prosedur yang harus dilakukan untuk pengajaran mikro adalah mahasiswa membuat rencana pembelajaran dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing serta mempersiapkan media atau alat pembelajaran yang akan digunakan untuk praktik mengajar. Waktu yang digunakan untuk pengajaran mikro adalah 20 menit untuk masing-masing mahasiswa dalam mempraktikkan ketrampilan mengajar yang meliputi :
a. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran
b. Ketrampilan bertanya
c. Ketrampilan menjelaskan
d. Variasi stimulus-respon
e. Ilustrasi dan penggunaan contoh-contoh
f. Ketrampilan berkomunikasi
g. Interaksi pembelajaran
h. Memotivasi siswa
i. Ketrampilan mengelola kelas
j. Ketrampilan memberikan penguatan (reinforcement)
k. Ketrampilan menggunakan metode dan media pembelajaran
b. Mata Kuliah PPL
Mata kuliah PPL adalah merupakan mata kuliah keahlian yang bersifat terapan untuk keperluan perencanaan dan pengambilan keputusan.
c. Persyaratan Dan Pelaksanaan.
  • Mahasiswa dapat mengikuti PPL apabila memenuhi prasyarat sudah lulus mata kuliah yang ditentukan oleh jurusan.
  • Petunjuk teknis pelaksanaan PPL diatur oleh jurusan dan dosen mata kuliah atas koordinasi Pembantu Dekan I dan II
  • Frekwensi pelaksanaan PPL tergantung pada lingkup substansi kegiatan yang akan diamati di lapangan.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian
            Mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Secara umum bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas mengajar dalam praktek pengalaman lapangan (PPL) terhadap mahasiswa FKIP Biologi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun pelajaran 2011/2012. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan model pembelajaran lesson study.
3.2 Waktu dan Alokasi Penelitian
3.2.1 Waktu  Penelitian
            Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II yang dimulai dari tanggal 25 juli sampai 25 September 2012.
3.2.2 Tempat Penelitian
            Pelaksanaan penelitian ini mengambil lokasi di Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun pelajaran 2011/2012. Universitas Mahasaraswati merupakan salah satu Universitas swasta. Adapun alasan yang mendasari pemilihan Universitas swasta ini sebagai tempat penelitian adalah bahwa dikampus ini terdapat prodi-prodi yang dikelompokkan kedalam kelas heterogen. Kelas heterogen ini dianggap mempunyai kemampuan prestasi yang tidak sama , sehingga memungkinkan diadakannya penelitian pada kelas heterogen tersebut.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
            “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono.alfabeta )”.
            Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Populasi penelitian ini dilakukan pada mahasiswa FKIP Biologi Universitas Mahasaraswati Denpasar Tahun Pelajaran 2011/2012
3.3.2 Sampel
 Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Teknik penelitian eksperimen ini menggunakan probability sampling yaitu dengan simple random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi.
 Pada penelitian ini elemen populasinya ada 37  dan yang akan dijadikan sampel adalah 7, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 7/37 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Adapun prosedur yang akan digunakan dalam teknik probility sampling adalah sebagai berikut :
Prosedur :
    1. Susun “sampling frame”
    2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
    3. Tentukan alat pemilihan sampel
    4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

3.4  Teknik Pengumpulan Data
            Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi tahap pengamatan/observasi, tahap refleksi, tahap persiapan.
Tahap pengamatan/observasi
            Pengamatan ini dilakukan selama tindakan berlangsung , dan penilaian profesionaitas mahasiswa ppl ini dilakukan dengan menggunakan pedoman yang telah disiapkan sebelumnya dengan memberikan skor 1-3 tergantung profesionalitas mahasiswa ( PPL).
Tahap refleksi
            Tahap ini merupakan review atas apa yang dilakukan oleh mahasiswa  serta apa yang dialami oleh mahasiswa selama mengikuti praktek pengalaman lapangan (PPL). Berbagai kendala ataupun kekurangan dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II dan seterusnya .
            Data yang diperlukan dalam penelitian eksperimen ini dikumpulkan dengan dua cara yaitu :
a.       Data profesionalitas  mahasiswa selama praktek pengalaman lapangan dikumpulkan dengan metode pengamatan.
b.      Data hasil pembelajaran mahasiswa dikumpulkan melalui metode tes.
Tahap persiapan
            Berdasarkan teknik pengumpulan data diatas , setidaknya ada dua instrumen penelitian yang perlu disiapkan yaitu pedoman observasi dan tes hasil pembelajaran .
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Teknik analisis data profesionalitas mengajar mahasiswa
            Profesionalitas mengajar mahasiswa diamati dengan menggunakan lembar observasi profesionalitas. Pembelajaran dikatakan optimal jika profesionalitas mengajar mahasiswa minimal tergolong tinggi.
            Data profesional mengajar mahasiswa dianalisis secara deskriptif kuatitatif dan deskriftif kualitatif dengan menggunakan skala 1-3 ( 3 = sangat profesional, 2 = cukup profesional, 1 = kurang profesional ). Sesuai dengan hasil yang dicatat , jumlah indikator maksimal 3 dan minimal 1, maka skor total maksimal adalah 3 x 6 = 18 dan skor total minimal adalah 1 x 6 = 6. Skor yang diperoleh seluruh mahasiswa kemudian dijumlahkan dan dicari rata-ratanya. Rata- rata skor aktivitas mahasiswa ini kemudian dikonvensikan untuk memperoleh kualifikasi profesionalitas mahasiswa dengan pedoman sebagai berikut :
           

Tabel 1. Konvensi pedoman observasi profesionalitas mahasiswa
Interval Nilai
kualipikasi
14,0 – 18,0
Sangat Profesional
10,0 – 13,9
Cukup Profesional
6,0 – 9,9
Kurang Profesional

            Kriteria Keberhasilan
            Adapun kriteria keberhasilan dalam penelitian eksperimen ini adalah profesionalitas mahasiswa berada pada kualipikasi sangat profesional serta hasil tes mahasiswa secara klasikal berada pada kategori baik.

DAFTAR PUSTAKA


Garfield, J. (2006). Exploring the Impact of Lesson Study on Developing Effective Statistics Curriculum. (Online): diambil tanggal 19-6-2006 dari: www.stat.auckland.ac.nz/-iase/publication/-11/Garfield.doc.
Lewis, Catherine C. (2002). Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia, PA: Research for Better Schools, Inc.
Robinson, Naomi. 2006. Lesson Study: An example of its adaptation to Israeli middle school teachers . (Online): stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/ Robinson_proposal.doc
Richardson, J. 2006. Lesson study: Teacher Learn How to Improve Instruction. Nasional Staff Development Council . (Online): www.nsdc.org. 03/05/06.
Saito, E., Imansyah, H. dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia: Studi Kasus dari IMSTEP . Jurnal Pendidikan “Mimbar Pendidikan”, No.3. Th. XXIV: 24-32.
Saito, E., (2006). Development of school based in-service teacher training under the Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project . Improving Schools. Vol.9 (1): 47-59
Takashi A. (2006). Implementing lesson study in North American schools and school (makalah yang dipresentasikan pada seminar “APEC International
Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project.                           online:http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online: http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Wikipedia.2007. Lesson Study. Online: http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study
Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: http://www.sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Wikipedia.2007. Lesson Study. Online: http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study
Mellado, V. (1998). The classroom practise of preservice teacher and their cinception of teaching     and learning. Science education, 82, 197-214
Rustaman, N., Widodo, A., Anggraeni, S. Junaengsih, N. (2005). Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Piloting Biologi. FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar